|
batu gambar |
Bahan batu
bergambar, di antaranya agate (akik) tergolong melimpah, khususnya di bumi
Indonesia. Sebut saja bahan batu akik
yang terkenal yaitu dari wilayah
Garut, Bung Bulan, Karang Nunggal (Propinsi Jawa Barat), atau dari
Pacitan, Sawo - Ponorogo (Provinsi Jawa Timur), atau dari Pulau Bacan,
Halmahera (Provinsi Maluku Utara), atau Aceh Utara, Kalimantan, dan Surmatra
Utara, kesemuanya dalam jumlah puluhan ribu ton digali secara berkesinambungan
sejak puluhan tahun silam. Yang jadi pertanyaan adalah seberapa banyak jumlah
batu bergambar yang memiliki nilai keterukuran secara proporsional, sesuai
dengan anatomis gambararannya manusia, binatang, dan benda-benda lainnya, yang
benar-benar terukur dan terstandarisasi baik dari bahan dan kualifikasi
gambar-gambarnya yang berhasil
diproduksi oleh penggemar batu bergambar/kolektor di muka bumi ini?
Ternyata batu bergambar sulit didapatkan meskipun bahan bakunya melimpah.
Apakah gambar
semata yang menyebabkan harga batu bergambar melangit alias sangat mahal? Memang
banyak penggemar batu bergambar/kolektor yang narsis, yaitu mengagungkan
koleksi batu bergambarnya amat sangat bagus.
Padahal kalau dikaji secara mendalam dengan teknis pengukuran secara
kualitatif dan kuantitatif, termasuk dengan pengukuran akademis, justru batu
bergambar yang dimaksudkan dapat berada pada takaran kelas tanggung dan belum
mencapai kelas utama ataupun sempurna/excelent.
Ada beberapa
indikaor yang dapat mengetengahkan batu bergambar berharga sangat mahal, di
antaranya senilai Rp 1 miliar sampai Rp 5 Miliar. Indikator yang umum yang sering diketengahkan kolektornya yaitu nilai fenomena batu bergambar yang hanya satu-satunya
di dunia (only one in the world) dan gambar yang dimaksud menyerupai
gambarannya benda (bisa manusia, binatang, dan benda lainnya) yang terkait
dengan mitolosi sebuah keyakinan. Atau gambarannya manusia, binatang, dan benda
lainnya yang disebut sesuai dengan budaya yang berkembang di wilayah lokal atau
regional saja.
Padahal apapun di
dunia yang mencitrakan sebuah benda termasuk batu bergambar yang dikatakan
bernilai tinggi, berkualitas harus dapat
ditentukan ukuran-ukurannya secara obyektif dan subyektif dan ukuran itupun harus mengedepankan
pemikiran akademis. Misanya anatomi gambarnya manusia, binatang dan benda
lainnya sesuai dengan ukuran gambarannya, sesuai proporsionalitasnya, sesuai dengan obyek apa adanya, baik silhoutte atau
ekspresi, gambarannya manusia, binatang,
dan benda lainnya sesuai dengan backgroundnya, komposisi warnanya, presiasinya,
atau ekspresinya, dan bahkan gambarannya manusia, binatang dan benda lainnya
sesuai dengan obyek yang dimaksudkan sehingga gambar satu maksud, satu arti,
satu makna. Di samping itu gambarannya manusia, binatang, dan benda lainnya ada
yang di dalamnya batu akik (kualitasnya transparan) dan ada yang dipermukaan.
Di kalangan
penggemar batu bergambar justru gambar manusia, binatang dan benda lainnya yang
berada di dalam batu dan tidak terhalang
korosi atau kotoran atau gambar lainnya maka batu bergambar itulah yang
bernilai sangat mahal. Apalagi kalau menyiratkan aneka warna.
Kesimpulannya
bahwa batu bergambar sesuai dengan kreteria atau batasan sebagaimana yang
diketengahkan di atas itulah yang dikategorikan sempurna yang dapat ditawarkan dengan harga tinggi
sampai miliaran rupiah atau ratusan ribu dollar Amerika Serikat. Menyinggung
besar kecilnya bentuk batu bergambar, apakah dibentuk besar untuk kepala ikat
pinggang, liontin, atau bentuk kecil untuk cincin, dan gelang? Kesemuanya
bergantung dari selera penggemar batu bergambar/kolektor itu sendiri. (deka)
Sumber:
http://totalkaryamandiri.blogspot.com/2013/04/batu-akik.html